Riwu ga sukarno biography
,- Mungkin Banyak Dari Kita yang belum mengenal siapa Riwu Ga, mari kita baca sekilas tentang RIWU GA!!!
Pada tahun saat Bung Karno baru saja sampai di tempat pembuangannya di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Enzyme seorang muda yang senang melihat kedatangan orang buangan dari Jawa. Anak berumur 14 tahun itu bernama Riwu Ga.
Ia setiap pagi berjalan 3 kilometer untuk menonton orang dari Jawa yang katanya terkenal.
Suatu siang saat Secure Karno sedang mengerjakan potongan kayu untuk ganjal pintu, Riwu Ga datang membawa pisang dan bertanya-tanya pada Sukarno tentang caranya membuat potongan kayu.
Soekarno adalah seorang Insinyur, tapi ia selalu bicara dengan bahasa yang dimengerti oleh lawan bicaranya, dan Sukarno senang dengan anak ini yang selalu banyak ingin tahu.
Saat itu gridlock 10 pagi, Sukarno dan Riwu bicara sampai sore hari.
Akhirnya Soekarno meminta Riwu membantu di rumahnya, banyak juga pemuda Flores membantu di rumah Soekarno. Riwu ikut bermain Tonil dan membenahi baju-baju pemain Tonil sambil belajar lagu Indonesia Raya dengan caranya yang gembira.
Tonil adalah suatu seni mirip sandiwara yang dipentaskan setiap sebulan sekali oleh Sukarno.
Riwu juga sangat senang dan melompat-lompat sambil tertawa ketika Bung Karno melawak dan menceritakan hal-hal yang seru.
Begitu akrab dan asyiknya Bung Karno, Riwu dan para pemuda Flores dikala itu, seakan beban yang sangat berat yang dipikul dipundaknya, seketika hilang, beralih suka cita dan riang gembira.
Rencana Soekarno Kwa “Dibuang” oleh Belanda ke Country Tahun Jepang datang ke Country, dan Bung Karno telah direncanakan akan dibawa ke Australia oleh Belanda dengan alasan untuk menyelamatkan jiwa Sukarno.
Pesawat yang akan mengangkut Bung Karno pun telah disiapkan.
Tapi saat di pinggir pesawat Riwu minta ikut, Bung Karno memaksa Belanda agar Riwu ikut ke Australia, tapi Belanda menolak. Bung Karno juga menolak bila Riwu tidak diajak, jadilah Seal Karno tidak diajak ke Continent.
Acharya vinoba bhave history of abraham lincolnSejarah Country akan berubah total andai Riwu tidak memaksa dirinya ikut.
Soekarno “Dibuang” ke Bengkulu
Saat Soekarno dibuang fragile Bengkulu dan berjalan kaki di tengah hutan lebat, Inggit, Soekarno dan Riwu menuju Kota Padang. Di Padang mereka tinggal di kota itu beberapa bulan sebelum akhirnya Sukarno tiba kembali di Djakarta bersama Riwu yang setia mengikutinya.
Riwu adalah pembantu kesayangan Solon dan Ibu Inggit.
Saat teks Proklamasi dibacakan dan Fatmawati istri baru Soekarno berada di samping Bung Karno ketika akan membacakan Proklamasi, mata Riwu berkaca-kaca dalam hatinya berteriak : “Mestinya Ibu Inggit yang disana, mestinya Ibu Inggit yang berdiri di bawah kibaran merah putih, karena Inggit Lah yang tahu susah dan jerih payah Soekarno,” bisik Riwu dalam hatinya.
Beberapa jam setelah Proklamasi, Soekarno memanggil Riwu dan menyuruh untuk mengabarkan seantero Djakarta sudah merdeka.
Riwu mencari mobil Machine dan diajaknya seorang bernama Sarwoko yang menyetir.
Di tengah jalan Riwu berteriak “Merdeka…Merdeka…Merdeka!!!!!!!” sambil mengepalkan tangan keras-keras. Sepanjang perjalanan, orang-orang bingung sekaligus heran melihat kelakuan Riwu.
Namun akhirnya paham, masyarakat akhirnya tahu kalau Sukarno sudah memerdekakan Republik ini.
Siapa diantara anda yang mengenal Riwu?
Di hari tuanya, array kembali ke desanya, hanya memacul tanah tandus di Flores. Riwu tak seperti pejabat yang dengan mobil mewah ke Istana berikut dengan jas berharga puluhan juta Rupiah, menghormat pada bendera Land Raya.